Rabu, 17 Agustus 2011
Senin, 08 Agustus 2011
Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan...
This month, August goes together with Ramadhan or the fasting month for Moslems. It was the umpteenth time that I fasted far far away from My lovely hometown… yeah.. still I miss My family a lot and also the Ramadhan atmosphere in My lovely hometown – Buton Island - like it used to be…
However, i have been through Ramadhan here quite well so far. Ramadan this time is a little different from the previous year.. This is my very first time having my Ramadhan with my hubby in our lovely home in Bogor. Thankfully God… it used to be just with friends usually, but now I can go through it with my lovely husband. He's very kind and understanding , always trying to make me feel Ok. Syukur Alhamdulillah ya Allah, I couldn't ask for more…. J.
The first sahoor, He was so worried that I would be sick due to my activity so we didn't prepare to cook, beside My Hubby wouldn’t let me in the kitchen much.... (Huraaayy.... ^_^) . So we decide to take catering during Ramadhan moreover almost impossible to cook after a long day at work. But insyaAllah, I will always try to prepare the iftar to break the fast…
Hmmm.. talking ‘bout iftar, I have another great experience to prepare it. I even surprised that i made my own “Es agar-agar rumput laut” and the delicious “blackforest” for the very first time in my life mmm…yummy..… I’m so excited…Thanks to my sister Rina for helping me to make it happened… J
Every year in Ramadhan, I always miss the situation when everybody is heading to the mosque at night for Taraweeh prayer and the gatherings for breaking the fast together with family. Hence, I always try to leave my office as soon as possible and driving very fast to reach home (but still careful on the road of course… J) so that I can prepare iftar for My lovely Hubby at home is definitely one thing that I am waiting for ^_^, but sometimes I reach home already Maghrib azan so I just have my iftar in my car eating “arem-arem and lumpia” with my friends…. :)
In the evening… actually My hubby prefers staying for Iftar at home and go only for taraweeh at Masjid with me. So…When I’m getting home late, I do prepare to go to Masjid immediately coz my hubby was already waiting to go there together…
Alhamdulillah our Masjid is very near from my home, only need a few steps to get there… In our Masjid, the prayer is turned out : Sholat Isya - ceramah - Sholat Taraweeh - Sholat Witir. The Imam… mashaAllah is wonderful, even some times reading very long verses that made my leg wobble every second that passed by.. ^_^ and gave out a huge yawn when the Imam kept reading seems like he was not going to stop hihihi…… But I really enjoy it , Al hamdulilah… had a good taraweeh as I do everyday….
After Fajr prayer, I always try to made a time to read Al-Qur’an. Honestly, I prefer to read it near Rina because She will actually correct me and grumpy if I made a mistake in reading the Quran ^_^….Subhanallah… Luv u sistaa…. J.
Hmmm...by the way....near at iftar time, sometimes I’m going to hang out with my hubby for looking around lots of people hunting ta’jil before breaking their fast. We’ll see Young and old people, moslem and even non-moslem also went along with hunting ta'jil and “ngabuburit” for various cakes and cold drinks. Wuiih….Ta’jil has become highest point of the day during Ramadan! ^_^…
it has become traditional for Muslims to spend their time looking for ta'jil, sugary snacks and drinks consumed to break the fast while waiting for the mosque drums… There’s many choices of meals to break the fast with cheap prices… “Kolak pisang…”, “candil”,”Es blewah”… hmm… Everybody enjoying the evening moment with delicious meals… very fascinating…. Yeaaiy… It's always great seeing the moment that you don't usually see if not Ramadhan time…. J
Hhhh…Alhamdulillah…. I thank to Allah for giving me a feeling of happiness to celebrate this month of “barokah” although It so far away from my family in Buton Island... I wish… will always enjoyed Ramadan with have prayed long nights, recited much of the Qur’an, give as much sadaqah or charity as much as I could and done similar deeds that would earn great reward ‘till ‘Ied Day coming….
Happy Ramadhan guys !!….. Hopefully there’s always going to be a cheerful doing fasting and… May Allah give us more chance for more good deeds and gather us in the jannah al firdaus… Ammmiiinn…. J
Senin, 06 Juni 2011
Shock Therapy
Shock Therapy, yeaaiy…. mungkin 2 kata ini yang lately sering dialami…. Kadang di rumah, di kantor apalagi…. Hampir setiap hari ! ^_^.
Apalagi ketika menyampaikan sesuatu yang kita anggap benar, tak jarang kita terbawa emosi, utamanya saat menemui perbedaan pendapat. Bahkan terkadang, kebaikan yang hendak kita sampaikan jadi tertutup oleh cara kita yang kurang baik dalam menyampaikannya.. bikin Shock Therapy.. HHffff…
Dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr kita memang diajarkan bahwa ”manusia berada dalam kerugian, kecuali jika ia beriman, beramal saleh, dan saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”. Jadi memang sudah kewajiban kita sebagai sesama manusia untuk saling mengingatkan, mengajak pada kebaikan dan menasihati untuk menjauhi kemungkaran.
Namun mengingatkan untuk mengajak pada kebaikan ini yang menjadi challenge buat kita.
Pasti pernah kan merasa bahwa apa yang kita sampaikan kepada seseorang tidak mampu terserap dengan sempurna? hanya diserap sebagian saja, seakan sebagian yang lain tercecer entah dimana. Atau malah lebih buruk, apa yang keluar dari mulut kita seakan tidak pernah sedikitpun sampai di telinganya.. Bikin shock therapy untuk kita yg ingin mengingatkan…
Atauuu…. Malah sebaliknya saat kita mendapat peringatan dari orang lain (yang mungkin niat dia baik, orangnya pun baik hati) tapi caranya menyampaikan peringatan tsb ngebentak atau kasar, bikin shock therapy… Jadinya orang yang diingatkan malah tersinggung atau salah paham. Akhirnya penyampaian yang harusnya baik itu tidak mencapai sasaran.
So…Ujung-ujungnya yang harus jadi perhatian kita adalah “cara penyampaian” agar tidak terkesan keras, kasar, menghina, atau bahkan sampai bernada merendahkan serta memojokkan orang yang kita nasihati. Kalau sudah begini tidak hanya menyakiti hati, tapi juga menciptakan rasa permusuhan dan antipati dari orang yang mendengarnya. Dan akhirnya, jangankan isi nasihat kita tersampaikan, kita justru akan dijauhi dan kehilangan kesempatan untuk berbuat kebaikan.Yeap, Pada dasarnya semua orang senang bila ia menerima penyampaian tentang sesuatu hal dengan cara yang baik. Tidak ada orang yang suka bila dibentak, atau menerima perkataan kasar. Tidak ada satu pun dari kita yang bisa dengan legowo menerima sebuah penyampaian yang terkesan menyudutkan atau menyalahkan.
Walaupun memang ada kalanya penyampaian itu lebih efektif bila disampaikan dalam bentuk shock theraphy. Ketika si penerima telah begitu kukuh dengan dirinya sendiri, tidak mau berusaha mendengar pendapat orang lain, maka shock theraphy bisa jadi satu solusi yang tepat. Namun hal itu dilakukan dengan betul-betul mempertimbangkan segala sisi. Karena mungkin saja “harga” yang harus kita bayar akibat cara penyampaian dengan shock theraphy ini akan jauh lebih besar dari manfaat penerimaan yang kita harapkan.
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An-Nahl: 125).
Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia dijauhkan dari kebaikan.” (HR.Muslim).
Kadang kita lupa bahwa kebenaran bukan hanya milik kita. Bahwa setiap orang memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman, dan sudut pandang yang berbeda. Apa yang menurut kita benar, belum tentu benar bagi orang lain, begitu juga sebaliknya, sedangkan pengetahuan kita pun sangat terbatas untuk bisa merasa sebagai yang paling benar. Karenanya, untuk membantu orang lain menerima nasihat baik dari kita, tentu diperlukan cara yang baik pula, sehingga terjalin komunikasi yang baik.
Perlu kita ingat, bahwa bukan hak kita untuk menghakimi, bukan kewajiban kita juga untuk mengubah seseorang. Tugas kita hanyalah saling mengingatkan, sejauh yang kita ketahui, dengan penuh kesabaran dan cara yang lembut.
Rasulullah SAW pernah berpesan pada ‘Aisyah ra.: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam seluruh perkara.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan, Allah mencintai kelembutan dan menciptakan banyak kebaikan untuk menyertainya. Maka berilah kemudahan ketika menasihati, dan lakukanlah dengan penuh kasih sayang serta kelembutan.
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang diharamkan dari neraka atau neraka diharamkan atasnya? Yaitu atas setiap orang yang dekat (dengan manusia), lemah lembut, lagi memudahkan.” (HR. Tirmidzi).
Seorang muslim dalam pandangan Rasulullah adalah mereka yang beradab, santun, dan bertabiat lembut. Suci hatinya, lembut perbuatan dan sikapnya.
Yuk, mari kita sama-sama belajar menyampaikan sesuatu dengan harap kebaikan pada diri orang lain, karena akan menjadi investasi amalan kita juga di hari perhitungan kelak. Apalagi bila yang kita sampaikan itu dijalankan secara konsisten oleh penerimanya, tentu investasi amal kita juga akan semakin bertambah. Oleh karenanya, jangan sia-siakan nilai investasi itu hanya karena kurang tepatnya kita dalam proses penyampaiannya apalagi sampai bikin shock therapy. Mari berusaha lebih bijak dalam penyampaian, sambil terus memperbaiki diri agar potret diri menjadi lebih baik. Tidak hanya baik di mata manusia, namun jauh lebih penting dalam pandangan Allah Swt. Semoga….. Amiiinn.
Senin, 09 Mei 2011
Surat untuk Suami
Suamiku sayang,
Saat kita hidup bersama pastilah ada salah dan khilaf yg terlihat pada diriku, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Jika aku tidak sempurna dimatamu, ku minta tunjukan padaku bagaimana cara menjadi istri sempurna, apapun aku lakukan untukmu, asal tidak melanggar syariat yg dibenarkan.
Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19].
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Sempurna. Bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin(suami) adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jadi jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Janganlah seorang mukmin (laki-laki) membenci mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya karena pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai dan perlakukan dengan baik istrimu. (HR. Muslim).
Teringat ketika ayahku akhirnya menyetujui aku menikah denganmu, sebenarnya aku kasihan kepadamu, sebab engkau belumlah sekuat ayahku dan setegar dirinya dalam menghadapi sikap dan tingkah lakuku. Engkau bagiku seperti pemuda nekat yang datang berjuang dengan tangan kosong tapi aku yakin, ketulusanmu dan kesucian niatmu semoga membuat ridha Allah mengaliri pernikahan kita.
Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib pernah ditanya oleh seseorang , "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Sebagaimana sabda nabi bahwa kaum wanita seperti tulang rusuk yang bengkok, maka jika engkau ingin meluruskan aku, luruskanlah dengan kasih sayang dan dalam kondisi yg nyaman, karena jika engkau meluruskan aku dalam kondisi emosi dan tidak nyaman, aku tak yakin bahwa Allah akan membantumu melaksanakan maksudmu, bahkan engkau akan menderita karena hal itu.
Duhai Suamiku...
Tahukah engkau balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Suamiku sayank..
Bukan diagung-agungkan yg kuinginkan darimu..tapi hanyalah sekedar kerendahan hati untuk saling mengerti dan berbagi suka dan duka…. dan memberi motivasi serta saling mengingatkan dalam segala hal untuk memperbaiki diri dari detik ke detik yg kita tidak akan pernah tau kapan detik terakhir kita di dunia..
Suamiku tercinta.
Aku bersyukur kepada Allah atas pernikahan ini. Aku yakin kepadamu karena engkau telah diterima ayahku dan jawaban dari istikharahku. Aku berharap pernikahan ini adalah pernikahan ku satu-satunya dan engkau adalah suami dunia akheratku. Aku berdoa kepada Allah seraya berkhusnudzon kepada ayahku; sebagai bakti kepadanya; yang menyetujui kamu sebagai suamiku meski aku tak begitu mengenal siapa dirimu saat akan menikah denganmu. Aku berlindung kepada Allah atas niat yang buruk, atas rencana yang jahat dan atas segala keburukan dari sebuah peristiwa. Aku berserah diri kepada Allah atas pilihanku dan bertawakal kepadaNYA.
aminnnn,,allahuma aminnnn...”
Saat kita hidup bersama pastilah ada salah dan khilaf yg terlihat pada diriku, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Jika aku tidak sempurna dimatamu, ku minta tunjukan padaku bagaimana cara menjadi istri sempurna, apapun aku lakukan untukmu, asal tidak melanggar syariat yg dibenarkan.
Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19].
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Sempurna. Bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin(suami) adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jadi jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Janganlah seorang mukmin (laki-laki) membenci mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya karena pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai dan perlakukan dengan baik istrimu. (HR. Muslim).
Teringat ketika ayahku akhirnya menyetujui aku menikah denganmu, sebenarnya aku kasihan kepadamu, sebab engkau belumlah sekuat ayahku dan setegar dirinya dalam menghadapi sikap dan tingkah lakuku. Engkau bagiku seperti pemuda nekat yang datang berjuang dengan tangan kosong tapi aku yakin, ketulusanmu dan kesucian niatmu semoga membuat ridha Allah mengaliri pernikahan kita.
Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib pernah ditanya oleh seseorang , "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Sebagaimana sabda nabi bahwa kaum wanita seperti tulang rusuk yang bengkok, maka jika engkau ingin meluruskan aku, luruskanlah dengan kasih sayang dan dalam kondisi yg nyaman, karena jika engkau meluruskan aku dalam kondisi emosi dan tidak nyaman, aku tak yakin bahwa Allah akan membantumu melaksanakan maksudmu, bahkan engkau akan menderita karena hal itu.
Duhai Suamiku...
Tahukah engkau balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Suamiku sayank..
Bukan diagung-agungkan yg kuinginkan darimu..tapi hanyalah sekedar kerendahan hati untuk saling mengerti dan berbagi suka dan duka…. dan memberi motivasi serta saling mengingatkan dalam segala hal untuk memperbaiki diri dari detik ke detik yg kita tidak akan pernah tau kapan detik terakhir kita di dunia..
Suamiku tercinta.
Aku bersyukur kepada Allah atas pernikahan ini. Aku yakin kepadamu karena engkau telah diterima ayahku dan jawaban dari istikharahku. Aku berharap pernikahan ini adalah pernikahan ku satu-satunya dan engkau adalah suami dunia akheratku. Aku berdoa kepada Allah seraya berkhusnudzon kepada ayahku; sebagai bakti kepadanya; yang menyetujui kamu sebagai suamiku meski aku tak begitu mengenal siapa dirimu saat akan menikah denganmu. Aku berlindung kepada Allah atas niat yang buruk, atas rencana yang jahat dan atas segala keburukan dari sebuah peristiwa. Aku berserah diri kepada Allah atas pilihanku dan bertawakal kepadaNYA.
aminnnn,,allahuma aminnnn...”
Selasa, 03 Mei 2011
L.O.V.E is My Life....
Love is only a simple word but its far more complicated than imagined.. Its great human emotions and no matter in how many words we may want to describe it, its true meaning may not come out.
Wise man said that Love is not just about find the right person, but creating a right relationship.
Its not about how much love you have in the beginning, but how much love you build till the end.
And for My Husband....
To be honest with you, I don't have the words to make you feel better, but I do have the arms to give you a hug, ears to listen to whatever you want to talk about, and I have a heart; a herat that's aching to see you smile again.
I'll always beside you until the very end, being your wife and also your best friend... I'll smile when you smile and feel all the pain you do. And if One day you will ask me which is more important, you or my life? And I will say my life... You know what?? Because you are My Life !!.. :).
Its not about how much love you have in the beginning, but how much love you build till the end.
And for My Husband....
To be honest with you, I don't have the words to make you feel better, but I do have the arms to give you a hug, ears to listen to whatever you want to talk about, and I have a heart; a herat that's aching to see you smile again.
I'll always beside you until the very end, being your wife and also your best friend... I'll smile when you smile and feel all the pain you do. And if One day you will ask me which is more important, you or my life? And I will say my life... You know what?? Because you are My Life !!.. :).
Langganan:
Postingan (Atom)